Rabu, 25 Desember 2024

KRITIK TERHADAP KAPITALISME (Perspektif Marxisme Dan Alternatif Sosial)

 

KRITIK TERHADAP KAPITALISME

(Perspektif Marxisme Dan Alternatif Sosial)

Oleh 

Akbar Mokodompit

Sumber Gambar : https://mengeja.id/2020/06/25/kritik-marx-terhadap-sistem-ekonomi-kapitalis/


    Kapitalisme, sebagai sistem ekonomi dominan didunia, telah menjadi sasaran kritik tajam dari berbagai sudut pandang. Salah satu perspektif yang paling berpengaruh dalam mengkritik kapitalisme adalah marxisme. Karl marx, bersama dengan friedrich engels, mengembangkan teori yang menyoroti ketidaksetaraan sistemik dan konflik kelas dalam kapitalisme. Perspektif marxisme ini menawarkan pandangan kritis terhadap fondasi kapitalisme dan menyajikan alternatif sosial yang berbeda.

           Dalam pandangan marxisme, kapitalisme dianggap sebagai sistem yang mendasarkan diri pada eksploitasi kelas. Marx mengindentifikasi dua kelas utama dalam masyarakat kapitalis: buruh atau proletariat, yang menjual keahlian dan tenaganya untuk upah, dan borjuis, yang memiliki modal dan mempekerjakan buruh untuk mendapatkan keuntungan. Kritik marx terhadap kapitalisme terpusat pada konsep surplus value, dimana nilai tambah yang dihasilkan oleh buruh melebihi upah yang diterimanya. Hal ini menyebabkan akumulasi kekayaan borjuis, sementara buruh terjebak dalam kondisi ekonomi yang sulit.

            Seiring berjalannya waktu, kritik terhadap kapitalisme dari perspektif marxisme telah berkembang untuk mencakup aspek-aspek lain dari sistem ini. Misalnya, teori alienasi marx menyoroti bagaimana pekerja kehilangan kontrol atas produk kerjanya sendiri, measa terasing dari hasil kerja mereka. Alternatif sosial yang diusulkan oleh marxisme adalah masyarakat sosialis dimana alat produksi dimiliki secara kolektif oleh seluruh masyarakat. Marx mengenali bahwa transformasi ini tidak akan terjadi secara damai dan mengajukan konsep revolusi proletariat sebagai langkah menuju perubahan sosial fundamental. Dalam masyarakat sosialis yang diinginkan, keuntungan bersama dan distribusi yang adil akan menjadi landasan, menggantikan sistem kapitalis yang dikeluhkan karena ketidaksetaraan yang mendalam.

            Dalam masyarakat  sosialis yang diinginkan, keuntungan bersama dan distribusi yang adil akan menjadi landasan, menggantikan sistem kapitalis yang dikeluhkan karena ketidaksetaraan yang mendalam. Namun kritik terhadap marxisme juga muncul, baik dalam konteks teori maupun praktik. Beberapa menyoroti kekurangan dalam pengembangan ideologi sosialis konkret dan kegagalan rezim sosialis dibeberapa negara untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, sambil memahami ketidakadilan kapitalisme,ada kebutuhan untuk  mengeksplorasi alternatif sosial lain yang dapat memberikan solusi yang lebih berkelanjutan.

          Sebagai contoh alternatif sosial, beberapa cendekiawan menyoroti pentingnya ekonomi partisipatif, dimana keputusan ekonomi dibuat secara demokratis oleh seluruh anggota masyarakat. Sistem ini bertujuan untuk mengatasi ketidaksertaan dan konflik kelas dengan memberikan suara kepada semua individu, bukan hanya kepada mereka yang memiliki kekayaan atau modal. Selain itu, pendekatan ekonomi partisipatif menekanka  pentingnya keadilan sosial, keberlanjtan lingkungan, dan kesejahteraan bersama.

         Dengan demikian, kritik terhadap kapitalisme dari perspektif marxisme membawa kita untuk merenungkan tantangan mendalam yang dihadapi oleh sistem ini. Meskipun ada kekurangan dalam implementasi alternatif sosial yang diusulkan, diskusi ini mengingatkan kita akan perlunya eksplorasi konstan terhadap cara-cara untuk meningkatkan sistem ekonomi dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA’

Friedrich, E (2006), Tentang Kapital marx: Perjuangan kaum-buruh terhadap sistem pabrik dan mesin.Bandung: Ultimatus Dan Yayasan AKATIGA.

Firdaus, S (2010), Pemikiran Politik Barat: Sejarah, Filsafat, dan pengaruhnya Terhadap dunia ke-3. Jakarta: Bumi Aksara.

Georg,   L (2010), Dialektika Marxis: Sejarah dan Kesadaran Kelas. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 

 


GENERASI MUDA ADALAH ASET BESAR DALAM MEMBANGUN JATI DIRI BANGSA

 Oleh 

Nirma R. Bioto

    Dewasa ini, ketika kita melihat kembali perjuangan bangsa indonesia dalam merebut kemerdekaan tidak lepas dari peran penting para pemuda kita. Mulai dari berdirinya organisasi budy utomo pada 20 mei 1908 dan terjadinya peristiwa sumpah pemuda pada 28 oktober 1928. Dari situlah pemuda kita telah berhasil membangkitkan semangat rakyat indonesia untuk terus berjuang dalam merebut kemerdekaan yang telah diidamkan oleh seluruh rakyat indonesia. Sampai pada akhirnya perjuangan itu membuahkan hasil yang ditandai pembacaan proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonsia yang dibacakan oleh proklamator kita yaitu i.r soekarno dan mohammad hatta pada 17 agustus 1945. Namun meskipun kemerdekaan telah diraih, tantangan di masa ini tidak terhenti.      

            Di era globalisasi saat ini kita dihadapkan dengan berbagai tantangan, di mana bangsa ini mulai kehilangan jati dirinya, deangan adanya korupsi yang semakin menggurita baik dari kaum pengusaha dan kaum politik pada tingkat pusat, daerah, hingga di desa-desa ketika tidak ada tanda-tanda perbaikan, perilaku wakil rakyat yang seharusnya peduli ternyata  melupakan aspirasinya, terpurukya moral, terjadinya krisis keteladanan, maraknya tindakan kekerasan, arogansi, anarkhisme dan sejenisnya, semakin mengkhawatirkan. Demikian pula keamanan mulai rapuh, persaudaraan mulai memudar serta konfilk terus berkepanjangan dan entah sadar atau tidaknya aset-aset kekayaan bangsa dikuasai pihak asing dengan dalih kesejahteraan. Begitu pula dengan pemuda yang dimana adalah penggerak perubahan, namun kenyataanya gambaran pemuda saat ini adalah penuh dengan dinamika, tantangan serta harapan karna mereka hidup diera yang mana menawarkan peluang sekaligus tantangan baru yang muncul dalam bentuk arus informasi global, budaya asing, dan teknologi yang memengaruhi cara hidup generasi muda. Sehingga dapat memunculkan ancaman terhadap jati diri bangsa jika tidak disikapi dengan bijaksana. 

            Indonesia adalah negeri kita, bangsa kita, tanah kita oleh karnanya bangsa ini adalah tanggung jawab kita bersama, kita tidak boleh membiarkan masa depan dan keutuhannya terancam, kita tidak boleh lengah dalam menjaga kedaulatan bangsa dan martabat negeri. Sebagai bagian dari bumi pretiwi ini kita tidak bisa tinggal diam membiarkan identitas dan kekayaan budaya kita terkikis, hilang dan lenyap di lahap masa untuk itu generasi pemuda harus ikut serta dalam menjaga integritas negeri ini.

            Pemuda sebagai tongkat estafet bukan sekedar penerus. Ditangan pemuda mimpi bangsa tidak hanya angan-angan, tetapi menjadi langkah nyata menuju perubahan, dengan hasrat untuk mencapai kemerdekaan. Tentunya kita seabagai pemuda harus senantiasa mengimplementasikan nilai-nilai luhur agama dan nilai mancasila disetiap proses pembelajaran yang akan mengantarkan kita pada kesempurnaan antara dialektika dengan diri sendiri dan ralitas kehidupan. Selain dari pada itu generasi mudah menjadi peran penting dalam menentukan perkembangan suatu bangsa dan negara. Karena kalau bukan pemuda lalu siapa lagi?. Pemuda pada hakekatnaya adalah pelopor serta penegak tongkat peradaban bangsa dan negara, bungkarno pernah berkata “Berikanlah aku seribu orang tua niscaya akan aku cabut semeru dari akarnya dan berikan aku sepuluh pemuda niscaya akan aku guncangkan dunia” dari pesan itu kita seharusnya menyadari bahwa pemuda sangatlah berperan penting. Lalu peran seperti apa yang seharusnya dilakukan oleh pemuda kalau bukan sebagai pembela negara untuk apa pemuda menjadi aktor dalam implementasi dan kontribusi bangsa kalau bukan sebagai bentuk cinta terhadap bangsa dan negara.

 


Pendidikan Karakter

 Oleh

Safrin Lamusrin

Pengertian Karakter

         Karakter adalah seperangkat sifat yang selalu dikagumi menjadi tanda-tanda kebaikan, kebajikan dan kematangan moral seorang. Secara etimologi, istilah karakter asal dari bahasa Latin character, yang berarti tabiat, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian serta akhlak. menurut W.B. Saunders, (1977: 126) menyebutkan bahwa karakter adalah sifat nyata serta tidak sinkron yg ditunjukkan sang individu, sejumlah atribut yg bisa diamati di individu.

          Wyne berkata bahwa karakter yaitu menandai bagaimana cara memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laris. oleh karena itu seseorang yg berperilaku tidak amanah, kejam atau rakus dikatakan menjadi orang yang berkarakter buruk , sementara orang yg berprilaku jujur, senang menolong dikatakan menjadi orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya menggunakan personality (kepribadian) seorang.

Fungsi Karakter. 

  1. Fungsi Pembentukan Dan Pengembangan, Pendidikan karakter mempunyai fungsi sebagai pembentukan dan pengembangan potensi, hal ini berarti peserta didik mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya untuk berpikir baik, berhati nurani yang baik , dan berperilaku baik serta berbudi pekerti yang luhur.
  2. Fungsi Untuk Penyaring.  Pendidikan karakter juga berfungsi sebagai filter, sehingga masyarakat dapat memilih dan memilih budaya negara mereka sendiri. Diharapkan bahwa karakter pendidikan akan membantu menyaring budaya asing yang tidak sejalan dengan prinsip karakter, serta budaya Indonesia yang berbudi pekerti luhur.
  3. Penguatan Dan Perbaikan.  Pendidikan karakter mempunyai fungsi sebagai penguatan dan perbaikan, hal ini berarti sistem pendidikan ini berfungsi untuk memperbaiki serta menguatkan peran baik individu, keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah.

Tujuan Karakter. 

  Pendidikan karakter untuk memfasilitasi sosialisasi karakter yang harus dimiliki setiap orang agar mereka dapat memberikan manfaat yang paling besar bagi lingkungan sekitar mereka. Berikut adalah beberapa tujuan pendidikan karakter umum:

  • Mengetahui berbagai karakter baik manusia.
  • Memahami sisi baik menjalankan perilaku berkarakter.
  • Dapat mengartikan dan menjelaskan berbagai karakter.
  • Menunjukkan contoh perilaku berkarakter dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai-Nilai Dalam Karakter. 

  1. Religius, Diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan lain.
  2. Nasionalis, Ditunjukkan melalui apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.
  3. Integritas, Meliputi sikap tanggung jawab, konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran, menghargai martabat individu, serta mampu menunjukkan keteladanan.
  4. Mandiri, Pembelajar sepanjang hayat, mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-cita.
  5. Gotong royong, Diharapkan peserta didik menunjukkan sikap menghargai sesama, dapat bekerja sama, inklusif, tolong menolong, memiliki empati dan rasa solidaritas.

Daftar Pustaka.

https://hukum.uma.ac.id/2021/12/03/apa-itu-pengertian-karakter/

https://www.bola.com/ragam/read/4955535/pengertian-pendidikan-karakter-menurut-para-ahli-fungsi-tujuan-dan-nilainya?page=4 

https://www.liputan6.com/hot/read/5294359/tujuan-pendidikan-karakter-di-indonesia-dan-nilai-nilai-yang-harus-diajarkan?page=3 

Strtegi Guru PPKn Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di SMA Negeri 4 Kota Gorontalo

 Oleh Safrin Lamusrin

Guru memainkan peran yang sangat kompleks dalam pembelajaran di dalam kelas, guru mempunyai tugas sebagai managerial dan bukan saja sebagai pendidik atau pengajar, maksudnya adalah guru sebagai managerial atau pemimpin adalah menenteukan ritem alur jalannya suatu prises pembelajaran di dalam kelas. Guru juga dituntutut untuk menciptakan iklim yang sejuk di dalam kelas seperti menentukan strategi pembelajaran yang digunakan oleh pendidik akan peserta didik tidak bosan di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Oleh karena itu perlukannya strategi pembelajaran yang menarik dan bervariasi di dalam kelas agar peserta didik tidak mudah bosan sehingga menciptakan kebetahan di dalam kelas. Setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda, jadi strategi pembelajaran bertujuan untuk membuat proses belajar lebih mudah dan efisien. Menurut Menurut J. R David dalam (Wijoyo & Haudi, 2021) menjelaskan Strategi pembelajaran adalah rencana yang mencakup kumpulan aktivitas atau langkah-langkah yang dirancang secara sistematis untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Dalam hal ini, strategi pembelajaran tidak hanya mencakup metode atau teknik yang digunakan dalam proses pengajaran, tetapi juga mencakup cara untuk meningkatkan motivasi siswa, membuat lingkungan belajar yang efektif, dan memilih materi yang tepat untuk tujuan pembelajaran.

            Pendidik menggunakan strategi pembelajaran, sebuah rencana atau pendekatan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang efektif dan efisien. Strategi ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, mengarahkan peserta didik untuk mencapai kemampuan yang diinginkan, dan memastikan bahwa proses pembelajaran berjalan dengan baik. Strategi pembelajaran yang baik membantu siswa memahami materi dengan lebih baik. Dengan menggunakan pendekatan yang tepat, seperti diskusi, demonstrasi, atau penggunaan teknologi, siswa dapat lebih mudah memahami konsep yang diajarkan. strategi pembelajaran memegang peranan penting dalam pembelajaran selain keterampilan guru dalam mengelolanya di kelas. Peranan strategi pembelajaran terlihat dari status siswa dalam pembelajaran yang semakin fokus(Adha et al., 2024).

            Temuan menunjukkan bahwa strategi guru PPKn dalam proses pembalajaran sangatlah berfariasi, temuan ini didapatkan berdasarkan observasi awal dan wawancara yang dilakukan oleh beberapa siswa, temuan menunjukkan bahwa model pembelajaran yang digunakan oleh guru PPkn adalah Problem Based Learning, dan Kooperatif Learning dengan metode ceramah dan disekusi. Peserta didik paling banyak mengkaji isu-isu yang kemudian di presentasikan dan di diskusikan di dalam kelas.

            Dalam proses pembelajaran Guru PPKn menggunakan media proyektor untuk menampilkan materi, Peserta didik diperintahkan untuk membuat Power point menggunakan aplikasi canva ata semacamnya untuk membuat Power Point yang kemudian ditampilkan melalui proyektor. lanjutnya  pembuatan tugas berikutnya bukan hanya power point menggunakan aplikasi canva melainkan pembuatan poster yang berkaitan dengan mater, penggunaan Google Drive menjadi media  bantu untuk mengumpulkan tugas poster.

            Selain tugas Power Point, Poster, pembuatan video yang membahas tentang materi menjadi tugas untuk peserta didik yang harus dikerjakan, dalam penyerahan tugas video ini, guru PPkn memanfaatkan aplikasi Instagram untuk peserta didik menguplod tugas mereka di akun instagram masing-masing dengan meneyebutkan akun guru PPkn.

            Berdasarkan temuan-temuan tersebut memperlihatkan bahwa guru PPKn menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, tugas yang menarik dan penggunaan media sosial, google Drive untuk keberlangsungan dalam proses pembelajaran ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran sangat penting dilakukan untuk membangkitkan gairah semangat peserta didik. Pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat membuat siswa lebih termotivasi. Pendekatan seperti pembelajaran berbasis proyek, diskusi kelompok, atau pembelajaran berbasis masalah dapat membuat siswa lebih terlibat dalam kelas. Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar jika mereka melihat relevansi materi dengan kehidupan mereka dan merasa terlibat secara aktif.

            Seperti yang kita ketahui, motivasi belajar memberikan pengaruh yang sangat signifikan bagi hasil kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa. Untuk itu pentingnya meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga berbagai aspek dapat dicapai dengan maksimal. menentukan strategi yang tepat, tentunya akan membuat motivasi pada siswa menjadi lebih tinggi, dengan guru yang menciptakan suasana belajar yang menarik sesuai dengan materi yang akan diberikan, Tetapi sebelum itu, langkah awal yang perlu dilakukan adalah pada bagian kegiatan awal yang perlu dilaksanakan dengan menarik sehingga akan memberikan motivasi pada siswa untuk belajar (Ningsih, 2023).

Jumat, 20 Desember 2024

SELF-LOVE DAN SELF CARE : MENGAPA KEDUANYA PENTING DI ZAMAN SEKARANG

 Oleh : Yati Riskia Sari Ar, asmal, Sri Widyawati Yunus, Naila Langi, Murhima A. Kau

Ilustrasi Gambar
Sumber Gambar : https://pixabay.com/id/images/search/self%20care/

Di tengah dinamika zaman modern, tantangan kesehatan mental seperti stres, kecemasan, dan burnout semakin meningkat. Self-love, yang melibatkan penerimaan diri dan empati terhadap diri sendiri, serta self-care, berupa aktivitas yang mendukung kesejahteraan fisik dan mental, menjadi esensial untuk menghadapi tuntutan ini.

Di era modern, standar kecantikan dan produktivitas terus meningkat, baik melalui media sosial maupun lingkungan profesional. Standar ini seringkali menyebabkan individu merasa tidak cukup baik, baik secara fisik maupun psikologis, yang memicu insekuritas dan stres berlebihan. Self-love dan self-care menjadi solusi utama untuk menghadapi tantangan ini. Self-love membantu individu menerima dirinya secara utuh, termasuk kekurangan dan kelebihan, sehingga mengurangi insekuritas. Self-care, di sisi lain, adalah langkah proaktif untuk menjaga keseimbangan fisik, mental, dan emosional, terutama bagi mereka yang menghadapi tekanan profesional.

Artikel ini disusun berdasarkan tinjauan pustaka dari dua jurnal penelitian, seperti penelitian tentang dampak self-love terhadap  yaitu kesehatan mental dan evaluasi psikometrik alat ukur self-care. Data tambahan diperoleh melalui analisis studi kasus praktis dan wawancara dengan individu yang mempraktikkan self-care secara konsisten

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan

1.     Pendekatan Eksperimen (Self-Love pada Remaja)

Bersubjek pada Tujuh mahasiswi berusia 18–20 tahun. Dengan metode Pretest-posttest dengan intervensi berupa permainan “Women’s Circle Forum,” sesi berbagi, dan menonton video motivasi. Tujuan penelitian ini Mengukur pengaruh self-love terhadap insekuritas akibat persepsi negatif terhadap body image.

2.     Pendekatan Systematic Literature Review (Self-Care pada Profesional)

Data 25 artikel yang membahas self-care dan kesejahteraan psikologis.  analisis isi untuk memahami bagaimana self-care diterapkan dalam kehidupan profesional dan dampaknya terhadap kesejahteraan psikologis.

Self-Love, Meningkatkan kepercayaan diri, mengurangi self-criticism, dan memotivasi individu untuk membangun batasan yang sehat. Hal ini berdampak positif pada pengelolaan stres dan hubungan sosial yang lebih baik. Self-Care, Aktivitas seperti mindfulness, olahraga, dan pengaturan tidur efektif dalam menurunkan stres dan meningkatkan keseimbangan emosi

1.     Self-Love pada Remaja

Intervensi berhasil meningkatkan self-love dan mengurangi insekuritas pada lima dari tujuh partisipan. Responden melaporkan peningkatan kepercayaan diri dan penerimaan terhadap body image mereka setelah sesi berbagi dan pemutaran video motivasi.

2.     Self-Care pada Profesional

Analisis literatur menunjukkan bahwa self-care berkontribusi signifikan dalam mengurangi stres dan burnout, serta meningkatkan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. Aktivitas self-care dibagi menjadi dua yaitu Personal self-care yang meliputi Olahraga, meditasi, dan kegiatan sosial.

 

Pentingnya Self-Love, Konsep ini melibatkan penerimaan diri tanpa syarat dan pengembangan dialog internal yang positif. Self-love membedakan antara kepedulian terhadap diri sendiri dan egoisme, menjadikannya landasan untuk membangun relasi yang sehat dengan orang lain.

Sedangkan Praktik Self-Care, Menjaga kesehatan melalui kebiasaan sehari-hari yang dirancang untuk mengurangi stres, seperti meditasi dan waktu untuk diri sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa konsistensi dalam praktik ini dapat meningkatkan kesejahteraan secara signifikan

Kedua penelitian menyoroti peran penting self-love dan self-care dalam menghadapi tantangan zaman modern.

1.     Self-love memberikan dasar bagi individu untuk menerima dirinya, mengurangi insekuritas yang sering dipicu oleh tekanan sosial.

2.     Self-care, terutama pada profesional, membantu mencegah kelelahan dan mempertahankan kesejahteraan psikologis dalam jangka panjang.

Kombinasi kedua pendekatan ini penting untuk menjaga kesehatan mental di tengah tekanan sosial dan profesional yang terus meningkat. Dukungan berupa program edukasi dan pelatihan terkait self-love dan self-care sangat diperlukan, terutama di kalangan remaja dan pekerja profesional.

 

KESIMPULAN 

Self-love dan self-care adalah elemen krusial dalam menjaga keseimbangan hidup di era modern. Praktik ini tidak hanya mendukung kesehatan mental tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan hubungan interpersonal yang positif. Dengan adopsi kebiasaan ini, individu dapat membangun kehidupan yang lebih sehat dan bermakna.

Self-love dan self-care adalah dua konsep yang saling melengkapi untuk mencapai kesejahteraan psikologis di era modern. Peningkatan kesadaran dan penerapan keduanya dapat membantu individu mengatasi insekuritas dan tekanan dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi dampak kedua konsep ini pada kelompok yang lebih beragam.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Faradila Putri 1, Audita Firlly2, Rafifah Suhardi3, Rismaida Napitupulu4. Self Love Untuk Mengurangi Insecurty Terhadap Negative Body Image. Jurnal Ilmiah Zona Psikologi Volume xx Nomor xx Juni 2023

Syifa Fauza, Ribut Purwaningrum, Adi Dewantoro Implikasi Self-Care untuk Psychological

Well-Being Pada Professional Helper. Jurnal Psikoedukasi dan Konseling Vol 6, No.

2, Desember 2022 Tersedia Online di http://jurnal.uns.ac.id/jpk ISSN 2580-4545 (online) http://doi.org/10.20961/jpk.v6i2.67155.

 


PSIKOLOGI POSITIF DALAM KONSELING, MEMBANGUN MENTAL HEALTH YANG LEBIH KUAT DI KALANGAN PELAJAR

     Oleh : Filka Pomontolo, Siane Arsyad, dan Irvan Usman



sumber Gambar : https://pixabay.com


Mental health (Kesehatan mental) adalah aspek penting dalam perkembangan pelajar, yang sering menghadapi tekanan akademik, sosial, dan keluarga. Psikologi positif menawarkan pendekatan efektif untuk meningkatkan kesejahteraan melalui penguatan emosi positif, kekuatan karakter, dan pencapaian hidup bermakna.

Seligman (2002) mendefinisikan psikologi positif sebagai studi tentang pengalaman dan sifat positif yang memungkinkan kehidupan yang baik. Fredrickson (2001) melalui Broaden-and-Build Theory menjelaskan bahwa emosi positif, seperti kebahagiaan dan harapan, memperluas pola pikir dan membangun sumber daya psikologis yang berkelanjutan. Selain itu, konsep Character Strengths and Virtues oleh Peterson dan Seligman (2004) menyoroti peran kekuatan karakter seperti optimisme dan ketahanan dalam mendukung kesehatan mental.

Penelitian menunjukkan bahwa konseling berbasis psikologi positif di sekolah dapat meningkatkan kesejahteraan pelajar, memperkuat hubungan sosial, dan mengurangi perilaku negatif (Suldo & Shaffer, 2008). Dengan pendekatan ini, pelajar dapat menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri dan optimis. Artikel ini membahas penerapan psikologi positif dalam konseling untuk membangun kesehatan mental yang lebih kuat di kalangan pelajar.

Psikologi Positif dalam Hubungan Konseling

            Peran psikologi positif dalam konseling harus diperhatikan dari berbagai sisi diantaranya konselor, klien, permasalahan dan hubungan dalam proses konseling. Hal ini bertujuan agar nilai-nilai yang terkandung dalam psikologi positif dapat berperan secara baik selama terjadi hubungan terapeutik dalam proses konseling.

            Selanjutnya agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka perlu diperhatikan nilai-nilai yang dapat menunjukan keberhasilan konseling, keberhasilan suatu proses konseling tidak lepas dari peran baik konselor maupun klien yang dapat bekerja sama di dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi klien. Oleh karena itu konselor dan klien diharapkan dapat memiliki nilai-nilai yang terkandung dalam psikologi positif diantaranya emosi yang sebaiknya dimiliki tidak hanya untuk klien akan tetapi konselor/terapi juga hendak memiliki emosi positif dalam setiap proses yang dilakukannya (Dwinata, S,& dkk. (2024)

            Albert Ellis (2014), mengemukakan bahwa kognisi juga berperan penting dalam memberikan kontribusi terhadap emosi dan tindakan, emosi juga berperan penting berkontribusi atau menjadi sebab terhadap kognisi dan tindakan, serta tindakan berkontribusi atau menjadi penyebab kognisi dan emosi. Ketiga rana (kognisi, emosi, tindakan) saling terkait satu sama lain. Reaksi emosi dapat secara akurat dan terkadang tidak akurat untuk di interprestasikan apabila tidak memahami perkembangan individu, karena antara kognisi, emosi dan motorik/tindakan merupakan suatu sistem yang berpengaruh secara timbal balik.

Peran Mental Health dalam Perkembangan Pelajar

Sekolah berbasis pada Layanan mental health (kesehatan mental) sangat menjanjikan untuk menjangkau pelajar yang membutuhkan melalui keterlibatan guru. Pendidikan yang berkualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti performa guru, materi ajar, murid, dan sarana prasarana. Faktor performa guru merupakan salah satu faktor penting untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu terus mengembangkan diri dan mendapatkan dukungan dari sekolah. Salah satu caranya adalah dengan memiliki kemampuan mentoring. Maka peran sekolah menjadi penting untuk menjadi penyaring sekaligus penyeimbang dan pembentuk mental pelajar melalui metode pembelajaran guru mentor. Guru mentor adalah guru pelaksana yang dipilih menjadi model atau contoh dalam praktek mengajar. Pelajar masih mengandalkan guru dalam membimbing dan menuntunnya dalam proses pembelajaran dan pembentukan dirinya menjadi lebih dewasa. Guru haruslah mampu menjadi mentor dan melakukan proses mentoring (Gintari & dkk, 2023).

Mentoring berfokus pada pengembangan pola pikir atau karakter positif mengenai karier, kehidupan pribadi, dan impian atau cita-cita yang ingin dicapai. Tujuan utama mentoring adalah mendukung seseorang untuk memaksimalkan potensi, mengembangkan karier, serta meningkatkan kinerja agar mereka bisa menjadi orang yang lebih baik sesuai target yang ingin dicapai. Guru mentor seharusnya memiliki kompetensi dan keterampilan mengelola dan menunjukkan komitmen dalam proses belajar mengajar secara kolaboratif. (Gintari & dkk, 2023).

Sadar Mental Health Pelajar

            Menurut Merdiaty & Febrieta, (2023) Pentingnya mental health (kesehatan mental) menjadi hal yang perlu diperhatikan. Karenanya, rendahnya Kesehatan mental akan berdampak bagi pelajar. Gejala yang dapat terlihat jika pelajar memiliki Kesehatan mental yang rendah diantaranya sebagai berikut :

1.     Stres. Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik secara emosi maupun perasaan. Individu yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, sering marah-marah, menyendiri dan mudah tersinggung. Stres juga dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi, dan pada kasus tertentu, dapat memicu depresi.

2.     Cemas. Kecemasan adalah kondisi psikologis ketika penderitanya mengalami rasa takut dan ragu berlebihan secara konstan dan sulit dikendalikan, sehingga berdampak buruk terhadap kehidupan sehari-hari. Bagi sebagian orang normal, rasa cemas biasanya timbul pada suatu kejadian tertentu saja, misalnya saat akan menghadapi ujian di sekolah atau wawancara kerja. Namun pada penderita gangguan kecemasan, rasa cemas ini kerap timbul pada tiap situasi.

3.     Depresi. Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terusmenerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan biasa yang umumnya berlangsung selama beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Faktor yang Memengaruhi Mental Health Pelajar

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi mental health (Kesehatan mental) pada pelajar yaitu:

1.     Perbedaan status sosial. Seseorang yang memiliki strata sosial tinggi belum tentu memiliki kondisi mental yang sehat begitu juga sebaliknya.

2.     Kualitas interaksi pergaulan. Kualitas interaksi sosial individu sangat mempengaruhi kesehatan mentalnya. Seseorang bisa saling mencurahkan ide, perasaan dan perilaku.

3.     Keluarga. Keluarga merupakan lingkungan yang menentukan kepribadian dan kesehatan mental anak. Hal ini dibentuk oleh pola asuh dan pola komunikasi yang diterapkan oleh keluarga.

4.     Sekolah. Sekolah juga merupakan lingkungan yang turut memmengaruhi perkembangan kesehatan mental seseorang.

Ciri Pelajar dengan Gangguan Mental

Suatu yang wajar, jika setiap orang memiliki masalah dan menimbulkan perubahan perilaku. Namun terkadang, tidak semua orang mengetahui keadaan mereka normal dirasakan atau tidak (Rofiqi & Iksan, (2023).Di bawah ini terdapat ciri pelajar yang memiliki gangguan mental ringan dan berat.

Ciri-ciri gangguan mental ringan :

1.     Perubahan perilaku.

2.     Perubahan mood yang cepat.

3.     Penurunan berat badan.

4.     Ada kecenderungan unntuk menyakiti diri sendiri.

5.     Muncul masalah Kesehatan

Ciri-ciri gangguan mental berat :

1.     Perubahan pola tidur dan gangguan makan.

2.     Perubahan suasana hati secara cepat atau dramatis.

3.     Penarikan diri dari lingkungan sosial.

4.     Merasa terisolasi dari lingkungan luar.

5.     Penurunan konsentrasi dan kemampuan berpikir dan sering lupa.

Kesimpulan

Psikologi positif merupakan pendekatan yang menekankan pengembangan kekuatan pribadi, kebahagiaan, dan kesejahteraan individu. Dalam konteks konseling, pendekatan ini dapat membantu pelajar mengatasi masalah mental dan emosional dengan fokus pada penguatan potensi positif dalam diri mereka. Dengan menerapkan prinsip psikologi positif, seperti optimisme, rasa syukur, dan ketahanan mental, pelajar dapat mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap diri sendiri dan lingkungan. Hal ini berperan penting dalam membangun mental health (kesehatan mental) yang lebih kuat dan memperbaiki kesejahteraan psikologis mereka. Sebagai bagian dari proses konseling, psikologi positif tidak hanya membantu pelajar untuk menghadapi tantangan hidup, tetapi juga memperkuat kemampuan mereka untuk berkembang secara pribadi dan akademis.


DAFTAR PUSTAKA

Dwinata, S., Asriana, K., & dkk. (2024, Maret). Peran Psikologi dalam Membangun Kesehatan Mental Remaja Desa Watugaluh Kabupaten Jombang. 05(1).

Fredrickson, B. L. (2001). The role of positive emotions in positive psychology: The broaden-and-build theory of positive emotions. American Psychologist, 56(3), 218-226.

Gintari, W. K., Jayanti, D. M. D., Laksmi, I. G. A. P. S., Sintari, S. N. N. (2023). KESEHATAN MENTAL PADA REMAJA. 2(3).

Merdiaty, N., Febrieta, D. (2023). PENINGKATAN KESEHATAN MENTAL SISWA DI SEKOLAH MELALUI PROGRAM MENTORING GURU. 4(6), 13573-13579.

Peterson, C., & Seligman, M. E. P. (2004). Character Strengths and Virtues: A Handbook and Classification. Oxford University Press.

Rofiqi., Iksan., Mansyur, M. (2023). Melangkah Menuju Kesehatan Mental yang Optimal: Program Inovatif di Lembaga Pendidikan Islam. 4(2).

Seligman, M. E. P. (2002). Authentic Happiness: Using the New Positive Psychology to Realize Your Potential for Lasting Fulfillment. Free Press.

Suldo, S. M., & Shaffer, E. J. (2008). Looking beyond psychopathology: The dual-factor model of mental health in youth. School Psychology Review, 37(1), 52-68.

Ellis, A. (2014). The Empirical Status Of Rational Emotif Behavior Therapy (Rebt) Theory dan Practice Albert Ellis Institute New York. New York.


LOVE IS IN THE AIR : MENGUKUR MOMEN ROMANTIS DAN DAMPAKNYA PADA KEPUASAN HUBUNGAN


Oleh : Galang, Afrija J.K asuara, Nurhayati Mohamad, Murhimah A. Kau


Ilustrasi Gambar
sumber Gambar : https://pixabay.com

1. Definisikan “Romantis” untuk Hubungan Anda

Pasangan harus terlebih dahulu mendefinisikan apa yang dianggap sebagai “momen romantis” bagi mereka. Ini dapat melibatkan komunikasi terbuka, brainstorming, dan mengidentifikasi aktivitas, gerakan, atau pengalaman spesifik yang membangkitkan perasaan cinta, koneksi, dan keintiman. Memahami preferensi individu dan nilai bersama sangat penting untuk menciptakan pengalaman yang bermakna (Gottman & Silver, 2015).

2. Jadwalkan Waktu Romantis

Membuat jadwal yang konsisten untuk momen romantis membantu memastikan bahwa momen tersebut menjadi bagian rutin dari hubungan. Ini dapat melibatkan menyisihkan waktu tertentu untuk kencan, percakapan intim, atau tindakan kasih sayang kecil. Teori perubahan perilaku menunjukkan bahwa membangun rutinitas dan kebiasaan mendorong konsistensi dan keberhasilan jangka panjang. (Gottman & Silver, 2015).

3. Komunikasi yang Sadar dan Mendengarkan Aktif

Komunikasi yang efektif sangat penting untuk menumbuhkan romantisme. Pasangan harus berlatih mendengarkan aktif, mengekspresikan kebutuhan dan keinginan mereka dengan empati dan pengertian. Pemeriksaan rutin dan dialog terbuka dapat membantu mengatasi masalah apa pun dan menjaga koneksi emosional yang kuat. Penelitian menekankan peran penting komunikasi yang efektif dalam memupuk hubungan yang sehat (Gottman & Silver, 2015).

4. Gerakan Kecil dan Tindakan Pelayanan

            Tindakan kebaikan dan kasih sayang kecil, seperti meninggalkan catatan cinta, membuat kopi, atau memberikan pelukan, dapat secara signifikan memengaruhi keintiman. Pasangan dapat membuat “bank gerakan” dari tindakan kecil yang bermakna untuk digunakan sepanjang minggu. Studi tentang pemeliharaan hubungan menyoroti efek kumulatif dari interaksi kecil dan positif pada kepuasan hubungan secara keseluruhan (Reis & Gable, 2003).

5. Pengalaman Bersama dan Petualangan

            Metodologi: Pasangan harus secara aktif mencari pengalaman baru dan menarik untuk dibagikan. Ini bisa melibatkan mencoba restoran baru, melakukan perjalanan akhir pekan, atau mempelajari keterampilan baru bersama. Petualangan bersama ini memperkuat ikatan dan menciptakan kenangan abadi. Aktivitas dan pengalaman bersama berkontribusi pada rasa identitas bersama dan memperkuat ikatan pasangan. (Reis & Gable, 2003).

6. Tinjauan dan Penyesuaian Rutin:

            Penting untuk secara teratur meninjau efektivitas strategi yang dipilih dan menyesuaikannya sesuai kebutuhan. Pasangan dapat mendiskusikan apa yang berjalan dengan baik, apa yang perlu ditingkatkan, dan bagaimana terus mengembangkan pendekatan mereka untuk menumbuhkan romantisme. Peningkatan dan adaptasi yang berkelanjutan sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang dalam upaya apa pun, termasuk pemeliharaan hubungan. (Reis & Gable, 2003).

KESIMPULAN

Penelitian ini menunjukkan kelayakan dan nilai dari pengukuran kuantitatif perilaku romantis dalam hubungan asmara. Korelasi yang kuat antara tindakan romantis spesifik dan kepuasan hubungan menggarisbawahi pentingnya secara aktif terlibat dalam perilaku ini untuk memelihara dan mempertahankan kemitraan yang memuaskan. Temuan ini memberikan wawasan berharga bagi terapis hubungan dan peneliti, menyoroti potensi untuk intervensi yang ditargetkan yang bertujuan untuk meningkatkan ekspresi romantis dan kesejahteraan hubungan.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Gottman, J. M., & Silver, N. (2015). The seven principles for making marriage work.  Harmony.

Markman, H. J., Stanley, S. M., & Blumberg, S. L. (2001). Fighting for your marriage.  Jossey-Bass.

Reis, H. T., & Gable, S. L. (2003).  Toward a positive psychology of relationships.  Review of General Psychology, 7(2), 125-144.