Jumat, 20 Desember 2024

PSIKOLOGI POSITIF DALAM KONSELING, MEMBANGUN MENTAL HEALTH YANG LEBIH KUAT DI KALANGAN PELAJAR

     Oleh : Filka Pomontolo, Siane Arsyad, dan Irvan Usman



sumber Gambar : https://pixabay.com


Mental health (Kesehatan mental) adalah aspek penting dalam perkembangan pelajar, yang sering menghadapi tekanan akademik, sosial, dan keluarga. Psikologi positif menawarkan pendekatan efektif untuk meningkatkan kesejahteraan melalui penguatan emosi positif, kekuatan karakter, dan pencapaian hidup bermakna.

Seligman (2002) mendefinisikan psikologi positif sebagai studi tentang pengalaman dan sifat positif yang memungkinkan kehidupan yang baik. Fredrickson (2001) melalui Broaden-and-Build Theory menjelaskan bahwa emosi positif, seperti kebahagiaan dan harapan, memperluas pola pikir dan membangun sumber daya psikologis yang berkelanjutan. Selain itu, konsep Character Strengths and Virtues oleh Peterson dan Seligman (2004) menyoroti peran kekuatan karakter seperti optimisme dan ketahanan dalam mendukung kesehatan mental.

Penelitian menunjukkan bahwa konseling berbasis psikologi positif di sekolah dapat meningkatkan kesejahteraan pelajar, memperkuat hubungan sosial, dan mengurangi perilaku negatif (Suldo & Shaffer, 2008). Dengan pendekatan ini, pelajar dapat menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri dan optimis. Artikel ini membahas penerapan psikologi positif dalam konseling untuk membangun kesehatan mental yang lebih kuat di kalangan pelajar.

Psikologi Positif dalam Hubungan Konseling

            Peran psikologi positif dalam konseling harus diperhatikan dari berbagai sisi diantaranya konselor, klien, permasalahan dan hubungan dalam proses konseling. Hal ini bertujuan agar nilai-nilai yang terkandung dalam psikologi positif dapat berperan secara baik selama terjadi hubungan terapeutik dalam proses konseling.

            Selanjutnya agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka perlu diperhatikan nilai-nilai yang dapat menunjukan keberhasilan konseling, keberhasilan suatu proses konseling tidak lepas dari peran baik konselor maupun klien yang dapat bekerja sama di dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi klien. Oleh karena itu konselor dan klien diharapkan dapat memiliki nilai-nilai yang terkandung dalam psikologi positif diantaranya emosi yang sebaiknya dimiliki tidak hanya untuk klien akan tetapi konselor/terapi juga hendak memiliki emosi positif dalam setiap proses yang dilakukannya (Dwinata, S,& dkk. (2024)

            Albert Ellis (2014), mengemukakan bahwa kognisi juga berperan penting dalam memberikan kontribusi terhadap emosi dan tindakan, emosi juga berperan penting berkontribusi atau menjadi sebab terhadap kognisi dan tindakan, serta tindakan berkontribusi atau menjadi penyebab kognisi dan emosi. Ketiga rana (kognisi, emosi, tindakan) saling terkait satu sama lain. Reaksi emosi dapat secara akurat dan terkadang tidak akurat untuk di interprestasikan apabila tidak memahami perkembangan individu, karena antara kognisi, emosi dan motorik/tindakan merupakan suatu sistem yang berpengaruh secara timbal balik.

Peran Mental Health dalam Perkembangan Pelajar

Sekolah berbasis pada Layanan mental health (kesehatan mental) sangat menjanjikan untuk menjangkau pelajar yang membutuhkan melalui keterlibatan guru. Pendidikan yang berkualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti performa guru, materi ajar, murid, dan sarana prasarana. Faktor performa guru merupakan salah satu faktor penting untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu terus mengembangkan diri dan mendapatkan dukungan dari sekolah. Salah satu caranya adalah dengan memiliki kemampuan mentoring. Maka peran sekolah menjadi penting untuk menjadi penyaring sekaligus penyeimbang dan pembentuk mental pelajar melalui metode pembelajaran guru mentor. Guru mentor adalah guru pelaksana yang dipilih menjadi model atau contoh dalam praktek mengajar. Pelajar masih mengandalkan guru dalam membimbing dan menuntunnya dalam proses pembelajaran dan pembentukan dirinya menjadi lebih dewasa. Guru haruslah mampu menjadi mentor dan melakukan proses mentoring (Gintari & dkk, 2023).

Mentoring berfokus pada pengembangan pola pikir atau karakter positif mengenai karier, kehidupan pribadi, dan impian atau cita-cita yang ingin dicapai. Tujuan utama mentoring adalah mendukung seseorang untuk memaksimalkan potensi, mengembangkan karier, serta meningkatkan kinerja agar mereka bisa menjadi orang yang lebih baik sesuai target yang ingin dicapai. Guru mentor seharusnya memiliki kompetensi dan keterampilan mengelola dan menunjukkan komitmen dalam proses belajar mengajar secara kolaboratif. (Gintari & dkk, 2023).

Sadar Mental Health Pelajar

            Menurut Merdiaty & Febrieta, (2023) Pentingnya mental health (kesehatan mental) menjadi hal yang perlu diperhatikan. Karenanya, rendahnya Kesehatan mental akan berdampak bagi pelajar. Gejala yang dapat terlihat jika pelajar memiliki Kesehatan mental yang rendah diantaranya sebagai berikut :

1.     Stres. Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik secara emosi maupun perasaan. Individu yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, sering marah-marah, menyendiri dan mudah tersinggung. Stres juga dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi, dan pada kasus tertentu, dapat memicu depresi.

2.     Cemas. Kecemasan adalah kondisi psikologis ketika penderitanya mengalami rasa takut dan ragu berlebihan secara konstan dan sulit dikendalikan, sehingga berdampak buruk terhadap kehidupan sehari-hari. Bagi sebagian orang normal, rasa cemas biasanya timbul pada suatu kejadian tertentu saja, misalnya saat akan menghadapi ujian di sekolah atau wawancara kerja. Namun pada penderita gangguan kecemasan, rasa cemas ini kerap timbul pada tiap situasi.

3.     Depresi. Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terusmenerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan biasa yang umumnya berlangsung selama beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Faktor yang Memengaruhi Mental Health Pelajar

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi mental health (Kesehatan mental) pada pelajar yaitu:

1.     Perbedaan status sosial. Seseorang yang memiliki strata sosial tinggi belum tentu memiliki kondisi mental yang sehat begitu juga sebaliknya.

2.     Kualitas interaksi pergaulan. Kualitas interaksi sosial individu sangat mempengaruhi kesehatan mentalnya. Seseorang bisa saling mencurahkan ide, perasaan dan perilaku.

3.     Keluarga. Keluarga merupakan lingkungan yang menentukan kepribadian dan kesehatan mental anak. Hal ini dibentuk oleh pola asuh dan pola komunikasi yang diterapkan oleh keluarga.

4.     Sekolah. Sekolah juga merupakan lingkungan yang turut memmengaruhi perkembangan kesehatan mental seseorang.

Ciri Pelajar dengan Gangguan Mental

Suatu yang wajar, jika setiap orang memiliki masalah dan menimbulkan perubahan perilaku. Namun terkadang, tidak semua orang mengetahui keadaan mereka normal dirasakan atau tidak (Rofiqi & Iksan, (2023).Di bawah ini terdapat ciri pelajar yang memiliki gangguan mental ringan dan berat.

Ciri-ciri gangguan mental ringan :

1.     Perubahan perilaku.

2.     Perubahan mood yang cepat.

3.     Penurunan berat badan.

4.     Ada kecenderungan unntuk menyakiti diri sendiri.

5.     Muncul masalah Kesehatan

Ciri-ciri gangguan mental berat :

1.     Perubahan pola tidur dan gangguan makan.

2.     Perubahan suasana hati secara cepat atau dramatis.

3.     Penarikan diri dari lingkungan sosial.

4.     Merasa terisolasi dari lingkungan luar.

5.     Penurunan konsentrasi dan kemampuan berpikir dan sering lupa.

Kesimpulan

Psikologi positif merupakan pendekatan yang menekankan pengembangan kekuatan pribadi, kebahagiaan, dan kesejahteraan individu. Dalam konteks konseling, pendekatan ini dapat membantu pelajar mengatasi masalah mental dan emosional dengan fokus pada penguatan potensi positif dalam diri mereka. Dengan menerapkan prinsip psikologi positif, seperti optimisme, rasa syukur, dan ketahanan mental, pelajar dapat mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap diri sendiri dan lingkungan. Hal ini berperan penting dalam membangun mental health (kesehatan mental) yang lebih kuat dan memperbaiki kesejahteraan psikologis mereka. Sebagai bagian dari proses konseling, psikologi positif tidak hanya membantu pelajar untuk menghadapi tantangan hidup, tetapi juga memperkuat kemampuan mereka untuk berkembang secara pribadi dan akademis.


DAFTAR PUSTAKA

Dwinata, S., Asriana, K., & dkk. (2024, Maret). Peran Psikologi dalam Membangun Kesehatan Mental Remaja Desa Watugaluh Kabupaten Jombang. 05(1).

Fredrickson, B. L. (2001). The role of positive emotions in positive psychology: The broaden-and-build theory of positive emotions. American Psychologist, 56(3), 218-226.

Gintari, W. K., Jayanti, D. M. D., Laksmi, I. G. A. P. S., Sintari, S. N. N. (2023). KESEHATAN MENTAL PADA REMAJA. 2(3).

Merdiaty, N., Febrieta, D. (2023). PENINGKATAN KESEHATAN MENTAL SISWA DI SEKOLAH MELALUI PROGRAM MENTORING GURU. 4(6), 13573-13579.

Peterson, C., & Seligman, M. E. P. (2004). Character Strengths and Virtues: A Handbook and Classification. Oxford University Press.

Rofiqi., Iksan., Mansyur, M. (2023). Melangkah Menuju Kesehatan Mental yang Optimal: Program Inovatif di Lembaga Pendidikan Islam. 4(2).

Seligman, M. E. P. (2002). Authentic Happiness: Using the New Positive Psychology to Realize Your Potential for Lasting Fulfillment. Free Press.

Suldo, S. M., & Shaffer, E. J. (2008). Looking beyond psychopathology: The dual-factor model of mental health in youth. School Psychology Review, 37(1), 52-68.

Ellis, A. (2014). The Empirical Status Of Rational Emotif Behavior Therapy (Rebt) Theory dan Practice Albert Ellis Institute New York. New York.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar