Indonesia
sangat menjunjung tinggi pelaksanaan Hak Asasi Manusia (HAM). Hak asasi terdiri
dari banyak jenis termasuk hak dalam berpolitik
Hak politik yang dimiliki rakyat adalah dengan memberikan suara pada
saat pemilu berlangsung. tapi apakah uang bisa menetukan masyarakat untuk
meberikakan suaranya ke TPS ?. hal ini bisa saya katakan YA, karena sesui
pengamatan saya di lingkuangan masyarakat bahwasanya ada bebrpa orang yang mengatakan
bahwa mereka belum menentukan pilihanya karena mereka menunggu yang mnamnya
serangan fajar atau politik uang yang
tim sukses atau orang yang memenangkan berikan.
Hal ini bukan suatau hal yang baru dalam proses pemilihan kita tapi ini suda manjdi salah satu hal biasa, ketika kita kaji lebih dalam lagi, many politik ini adalah sala satu hal yang menjadi satu hal terbiasa nah kebiasaan ini lama lama akan manjdi budaya dalam tardisi, maka karena ketika politik uang ini akan hilang secra tidak langsung tingakat partisipasi masyarakat untuk meberikan suaranya di tps itu akan berkurang atau menurut karena mereka menggap bahwa ada yang kurang dalam proses politik, mereka manggap bahwa ini sudah majadi budaya, dalam prsfektif masayarakat lokal budaya adalah tardisi yang tidak bisa di hilakangakan.
Tapi apakah many politik bisa di hilngakan secara total yah tentu saja bisa dia harus dengan proses yang panjang dan merlukan kerja sama antra pemrintah dan masyarakat, kemudaian setiap bakal calon harus berkomitemen dan konsisten untuk tidak membagikan many politik.beberapa solusi ini harus di jalanakan secara konsisten ketika salah satu tidak terjalanakan.?
Hal bisanya ada salah satu bakal calon memiliki ambisisus untuk memenangakan semaua pasti akan di lakukakan hal ini sama seperti yang teronya Niccolò Machiavelli, seorang pemikir politik dan penulis Italia abad ke-16, dikenal karena karyanya yang kontroversial, terutama bukunya yang terkenal, "The Prince" (Il Principe). Salah satu aspek sentral dalam pemikiran Machiavelli adalah konsep bahwa tujuan menghalalkan segala cara dalam politik. Baginya, seorang pemimpin harus siap menggunakan kekuatan, tipu daya, dan manipulasi untuk mempertahankan kekuasaannya.
ecara kesimpulan bisa di garis bawahi politik uang sudah majadi tradisi kita yang mungkin akan susa di hilanahgkan ketika pemrintah dan masyarakat tidak meiliki komitmen dan konsisten unutuk menggakan budaya seperti ini tertama para bakal calon harus yang berkomitmen kuat. Tapi bahwasanya cara kita berpolitik secara tidak langsuang itu mamakai teornya atau pandangan Niccolò Machiavelli, seorang pakar politik dari barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar