Sumber Gambar : https://pixabay.com/id/images/search/guru%20mengajar/
A. Pengantar.
Sebagai manifestasi dari interaksi kompleks
antara faktor biologis, psikologis, dan sosial, telah menjadi objek kajian yang
menarik bagi berbagai disiplin ilmu. Prinsip-prinsip dasar perilaku
menjadi landasan pemahaman kita terhadap mengapa dan bagaimana manusia
bertindak. Makalah ini bertujuan untuk menguraikan prinsip-prinsip fundamental
yang mendasari perilaku manusia, mulai dari tingkatan individu hingga kelompok
sosial. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, diharapkan kita dapat memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang diri sendiri dan orang lain serta mampu
memprediksi dan mengelola perilaku dalam berbagai konteks kehidupan.
B. Pembahasan.
Berbicara tentang guru, maka ada sangat
enak untuk dibahas, pasalnya guru merupakan akar daripda keberhasilan peserta
didik. Guru menjadi bahan bakar untuk melahirkan tunas-tunas bangsa yang unggul
dan mampu berdaya saing. Sejatinya guru diartikan sebagai sumber belajar yang
paling utama, guru menjadi panutan bagi setiap siswa. tak heran guru harus
memiliki perilaku yang baik agar bisa dicontohi oleh peserta didik. Berbicara
tentang guru maka tak luput dari peran, tugas dan tanggung jawab guru sebagai
pendidik.
Guru merupakan pendidik
yang mendidik peserta didik, dalam proses pembelajaran guru tentunya mempunyai
peran dan tanggung jawab untuk mendidik peserta didik agar memperoleh
pengetahuan dan memiliki sikap berbudi pekerti luhur. Dalam Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 yang berbunyi
“Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.”
Salah satu
tanggung jawab guru sebagai profesi adalah mengajar, dan melatih. Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan prinsip hidup dan kehidupan, mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
melatih berarti meneruskan dan mengembangkan keterampilan siswa. Guru merupakan
salah satu faktor utama bagi keberhasilan pendidikan (Darmadi, 2015). Karena itu tidak mengherankan jika setiap
adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam perubahan kurikulum dan peningkatan
sumber daya manusia selalu bermuara pada faktor guru.
Stigma
yang terbangun dikalangan masyarakat, bahwa seorang guru atau pendidik sangat
amat dihormarti di lingkungan masyarakat karena peran dan fungsinya yang sangat
mulia. Menururt (Darmadi, 2015) Guru seyoginya mempunyai tugas
diantaranya
1. Tugas guru sebagai pengajar
(Intruksional). Sebagai pengajar (intruksional), guru memiliki tanggung jawab
untuk merencanakan program pengajaran, menerapkan program tersebut, dan
melakukan penilaian setelah program tersebut dilaksanakan.
2. Tugas guru sebagai seorang
pendidik. Sebagai pendidik (edukator), tanggung jawab guru adalah mengarahkan
siswa mereka ke tingkat kedewasaan yang berkepribadian sempurna.
3. Tugas
guru sebagai pemimpin (Managerial).
Sebagai pemimpin, guru bertanggung jawab untuk memimpin dan
mengendalikan diri sendiri, siswa, dan masyarakat yang terkait dalam hal
pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan keterlibatan dalam
program.
Dari tugas guru diatas dapat
menunjukkan bahwa tugas guru mempunyai tiga tugas yaitu sebagai pengajar,
sebagai seorang pendidik dan sebagai pemimpin. Guru juga tentunya mempunyai
fungsi. Menururt (Munawir et al., 2022) guru mempunyai fungsi diantaranya ;
1. Guru sebagai pendidik. Guru menjadi tauladan
bagi peserta didik, oleh karena itu guru disebut sebagai pendidik. Guru
mendidik peserta didik baik dari segi pengetabuan, keterampilan, maupun
nilai-nilai moral dan sikap.
2. Guru
sebagai Manager (Pemimpin). Guru mengapa demikian diakatakan sebagai pemimpin,
karena guru selalu yang berdiri didepan dan memimpin jalannya proses
pembelajaran. Oleh karena itu guru disebut sebagai pemimpin. Tanpa adaanya guru
didalam kelas maka akan berdampak pada proses pembelajaran di dalam kelas yang
tidak maksimal. Guru memainkan peran sebagai fungsi mengatur dengan mengacu
pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Guru
Sebagai Administrator. Mengapa Demikian ? Karena guru tentunya mencatat hasil
dan perkembangan peserta didik ddidalam kelas.
4. Guru Sebagai Motivator. Guru
tentunya mempunyai peran sebagai motivator. yang menggerakkan dan mengarahkan
perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Motivasi dapat didefinisikan
sebagai adanya keinginan untuk mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan
mengarahkan sikap dan perilaku pada individu yang belajar (Hamdu & Agustina, 2011). Oleh karena itu guru dituntut
untuk memberikan motivasi kepada peserta didik agar semangat belajar siswa
meningkat.
5. Peran Guru sebagai Dinamisator.
Guru dinamisator harus memiliki perspektif dan upaya untuk membangun karakter
siswa mereka. Guru harus memiliki cara unik untuk membangun karakter siswa
mereka dan menjalin hubungan dinamis dengan seluruh warga sekolah.
6. Peran
Guru Sebagai Evaluator. Guru mempunyai fungsi untuk melakukan evaluasi kepada
peserta didik, sejauh mana tingkat perkembangan peserta didik. Evaluasi
pembelajaran berfungsi untuk membantu proses, kemajuan, dan perkembangan hasil
belajar siswa secara konsisten, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa
dalam bidang tertentu, dan memberikan informasi kepada orang tua dan wali siswa
tentang peringkat atau penentuan kelas kelulusan mereka (Phafiandita et al., 2022).
Sedangkan menururt (Ramli, 2015) Fungsi guru diantanya ;
1. Guru Korektor, Guru harus
memiliki kemampuan untuk membedakan nilai yang buruk dari yang baik. Dalam
kehidupan sosial, kedua prinsip yang berbeda ini harus dipahami dengan baik.
Sebelum anak masuk sekolah, kedua nilai ini mungkin sudah ada.
2. Guru Sebagai Inspirator, Guru
harus memiliki kemampuan untuk memberikan inspirasi yang kuat untuk kemajuan
belajar siswa mereka. Masalah utama siswa adalah belajar. Guru harus memberikan
inspirasi untuk belajar yang baik. Rekomendasi tidak selalu bersumber dari
teori-teori belajar; penaglaman pun dapat digunakan sebagai garis besar
bagaimana belajar dengan baik.
3.
Informator, Guru harus dapat memberikan bahan pelajaran untuk setiap mata
pelajaran dalam kurikulum, serta informasi tentang perkembangan ilmu pengeahuan
dan teknologi. Sangat penting bagi guru untuk memberikan informasi yang
berkualitas dan berguna. Kesalahan informasi merugikan siswa.
4.
Organisator, adalah sisi lain dari tugas yang dibutuhkan guru. Dalam bidang
ini, guru harus mengelola kegiatan akademik, membuat tata tertib sekolah,
membuat kalender akademik, dan tugas lainnya. Semuanya disusun dengan cara yang
memungkinkan anak didik untuk belajar secara efektif dan efisien.
5. Inisiator,
Guru harus memiliki kemampuan untuk menciptakan gagasan untuk kemajuan dalam
pendidikan pengajaran dalam peran mereka sebagai inisiator.
6. Fasilitator, Anak-anak akan malas
belajar karena lingkungan kelas yang tidak menyenangkan, ruang kelas yang
pengap, meja dan kursi yang berantakan, dan fasilitas belajar yang tidak
memadai.
7. Pembimbing, Peran ini harus lebih
diprioritaskan. Karena tugas guru adalah membimbing anak-anak menjadi orang
dewasa. Anak-anak akan menghadapi tantangan dalam perkembangan diri mereka jika
mereka tidak menerima bantuan.
8. Demonstrator Dan Mengelola Kelas,
dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat anak didik pahami. guru
hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat
berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari
guru.
Menurut
(Yahyu et al., 2023) guru memiliki berbagai macam
perilaku diantaranya ;
1. Guru yang
demokratis, suka bekerja sama, dan baik hati. Guru demokratis membuat
lingkungan belajar yang inklusif. Ia memberikan ruang bagi setiap siswa untuk
menyuarakan pendapat mereka, mengajukan pertanyaan, dan mengembangkan potensi
mereka. Demokrasi di kelas tidak hanya tentang memilih guru atau ketua, tetapi
juga tentang menghargai perbedaan pendapat dan mengajarkan siswa untuk berpikir
kritis. Guru yang adil akan selalu berusaha untuk memahami pendapat siswa dan
melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan.
2. Guru yang sabar, adil( tidak
pilih kasih), konsisten. Guru menjadi penuntun yang tak tergantikan dalam
perjalanan panjang menuntut ilmu. Seorang guru yang baik tidak hanya mengajar
siswa tetapi juga menjadi inspirasi bagi mereka. Tiga pilar penting yang
menopang proses pembelajaran adalah kesabaran, keadilan, dan konsistensi, yang
merupakan kualitas yang harus dimiliki seorang guru.
Kesabaran
adalah permata yang menghiasi sifat guru. Kesabaran sangat penting untuk
menciptakan suasana belajar yang baik karena semua siswa memiliki tingkat kemampuan
dan kepribadian yang berbeda. Dengan sabar, guru dapat memberikan penjelasan
berulang kali hingga siswa benar-benar memahami apa yang diajarkan. Selain itu,
guru harus sabar ketika menghadapi kesalahan siswa karena dengan cara ini
mereka dapat memberikan koreksi dan mendorong siswa untuk terus berusa ha
memperbaiki diri.
Keadilan
adalah landasan kokoh untuk membangun hubungan yang baik antara pendidik dan
murid. Guru yang jujur tidak akan membedakan siswa berdasarkan latar belakang,
kemampuan, atau popularitas mereka. Setiap siswa berhak atas kesempatan yang
setara untuk berkembang. Pemberian nilai dan penilaian terhadap hasil kerja
siswa adalah dua contoh lain dari keadilan. Dengan bertindak jujur, guru akan
mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat dari semua siswa.
3. Bersikap terbuka, suka menolong,
dan ramah. Sikap terbuka berarti mau menerima perbedaan pendapat, pandangan,
dan latar belakang orang lain. Dengan bersikap terbuka, kita dapat lebih mudah
memahami perspektif orang lain dan menghindari konflik yang tidak perlu. Sikap
terbuka juga membantu kita belajar hal baru dan berkembang.
4. Humoris, memiliki berbagai macam
minat, menguasai bahan pelajaran.
Kemampuan
untuk menguasai bahan pelajaran secara menyeluruh adalah kunci kesuksesan dalam
berbagai bidang. Meskipun demikian, kecerdasan semata tidak cukup. Seseorang
menjadi komunikator yang efektif jika dia memiliki kemampuan untuk menyampaikan
konsep yang kompleks dengan cara yang sederhana dan lucu. Humor tidak hanya
dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan, tetapi juga dapat menjadi alat yang
berguna untuk membangun ikatan dan menciptakan suasana hati yang positif.
5. Sikap menolong dan menggunakan
contoh atau istilah yang baik. Memberikan dukungan moral dan emosional selain
bantuan materi adalah bagian dari membantu. Dengan membantu seseorang yang
mengalami kesulitan, kita tidak hanya meringankan beban mereka, tetapi juga
memberikan harapan dan semangat untuk bangkit. Membantu teman yang mengalami
kesulitan mengerjakan tugas sekolah, memberikan pertolongan pertama kepada
orang yang terluka, atau mengunjungi tetangga yang sedang sakit adalah beberapa
contoh tindakan menolong yang sederhana.
6. Tidak ada yang lebih disenangi,
tidak pilih kasih, dan tidak ada anak emas atau anak tiri. Dalam Konsep ini
guru harus objektif, tidak memilih dan memilih mana siswa yang berprestasi dan
mana siswa yang bodoh.
7. Tegas, sanggup menguasai kelas
dan dapat membangkitkan rasa hormat pada anak.
8. Berusaha agar pekerjaan menarik, dapat
membangkitkan keinginankeinginan bekarja sama dengan anak didik.
Daftar Pustaka.
Darmadi, H. (2015). Tugas, peran, kompetensi, dan tanggung jawab menjadi
guru profesional. Jurnal Edukasi, 13(2), 161–174.
Hamdu, G., & Agustina, L. (2011). Pengaruh Motivasi
Belajar Siswa Terhadap Pestasi Belajar Ipa Di Sekolah Dasar. Jurnal
Penelitian Pendidikan, 12(1), 25–33.
Munawir, M., Salsabila, Z. P., & Nisa’, N. R. (2022).
Tugas, Fungsi dan Peran Guru Profesional. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan,
7(1), 8–12. https://doi.org/10.29303/jipp.v7i1.327
Phafiandita, A. N., Permadani, A., Pradani, A. S., &
Wahyudi, M. I. (2022). Urgensi Evaluasi Pembelajaran di Kelas. JIRA: Jurnal
Inovasi Dan Riset Akademik, 3(2), 111–121. https://doi.org/10.47387/jira.v3i2.262
Ramli, M. (2015). Hakikat pendidikan dan peserta didik. Tarbiyah
Islamiyah, 5(1), 61–85.
https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/tiftk/article/view/1825
Yahyu, O., Yususf, H., Andrianti, D., Endriani, L., &
Taunar, I. (2023). Perilaku Guru yang Menumbuhkan Hubungan Positif Antara
Guru dan Siswa. 2(1), 587–591.