Sejarah Dibentuknya blog ini berawal dari minat
Garis Pena
Jumat, 08 November 2024
Minggu, 20 Oktober 2024
KONSEPSI CINTA DI PANDANG DARI KEHIDUPAN ASMARA DENGAN PENDEKATAN TEORI ERICH FROMM
Sumber Gambar : https://id.pinterest.com/pin/3096293479597701/
By Yasrin Abas
Berbicara
mengenai cinta, cinta merupakan kata yang cukup sulit didefinisikan. Orang
lebih cenderung merasakan dibanding terus-menerus berkutat mengenai makna yang
sebenarnya dari cinta itu sendiri. Mari kita kaji secara satu persatu dan
secara definisi dan secara teoritis, topik ini akan sangat menarik
Konsep
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah pengertian, gambaran mental
dari objek, proses, pendapat (paham), rancangan (cita-cita) yang telah
dipikirkan. Pada dasarnya konsep merupakan abstraksi dari suatu gambaran ide
(Abdullah, 2017). Cinta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) lebih
terkesan kepada rasa suka antara pria dan Wanita, dalam Bahasa Inggris disebut
“love” dan bahasa Latin disebut “amor”. Kata cinta berasal dari kata lubhayati
dalam bahasa Sansekerta yang artinya “ia menginginkan
Konsep
cinta dalam kehidupan asmara adalah sebuah pengalaman kompleks yang melibatkan
berbagai aspek, mulai dari emosi, perilaku, hingga nilai-nilai yang dipegang
oleh individu. Konsep cinta dalam kehidupan asmara adalah sebuah proses yang
kompleks dan terus berkembang. Cinta
tidak hanya tentang perasaan, tetapi juga tentang perilaku, nilai, dan
komitmen. Menjalani hubungan asmara yang
sehat dan bahagia membutuhkan usaha, komunikasi, dan pemahaman yang terus
menerus.
Manjalani kehidupan asmara sudah
bukan hal yang baru di kalangan anak mudah yang tidak lepas dari hal itu, yang
manjadi pertanyaan apakah mereka semua yang menjalani kehidupan asamaranya itu
paham dengan konsep cintah yang sesunggunya? . Hal ini bisa menjadi pertanyaan
besar. Kekeliran atas pemaknaan cinta
yang menjadikan hubungan satu sama lain tidak ideal, akan membuat tiap individu
yang majalani hubungan asmara itu menderita hal ini di karenakan ketidakpahaman
apa yang di maksud dengan konsep
bercinta. Dalam menjalani kehidupan
asmara, tentu dibutuhkannya paham akan konsep cinta. Cinta masih banyak
dimaknai dengan konsep yang ambigu, sehingga manusia masih saja keliru dalam
memahami pemaknaan cinta itu sendiri. Cinta menurut Erich Fromm bukan
semata-mata memiliki hubungan dengan seseorang; cinta adalah sikap, atau
orientasi karakter yang menentukan keterkaitan seseorang dengan dunia secara
keseluruhan, bukan pada satu obyek cinta saja.
Landasan
ini saya melakukan pendekatakan
teori cinta dari Erich Fromm . Landasan
teoritis ini akan digunakan sebagai pisau tulisan dalam membahas topik utama ,
yaitu konsep cinta sebagai refleksi menjalani kehidupan asmara
REFRENSI
Arini,
A. P. (2023, May). Konsep Cinta dalam Perspektif Erich Fromm sebagai Refleksi
Menjalani Kehidupan Asmara. In Gunung Djati Conference Series (Vol.
24, pp. 301-312).
Jumat, 11 Oktober 2024
Bekali Siswa Dengan Pendidikan Anti Korupsi.
Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi Bagi Siswa.
Korupsi adalah suatu tindakan curang yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki wewenang, seperti pejabat publik, pegawai negeri, atau orang yang memiliki posisi penting dalam suatu organisasi.
Menurut (D. Putri, 2021) Korupsi
adalah istilah yang berasal dari bahasa
Latin corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan,
memutarbalik, menyogok, mencuri,maling, seiring dengan pendapat Nurdjana
menyatakan bahwa korupsi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu
“corruptio”, yang berarti perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari
kesucian, melanggar norma-norma agama materiil, mental dan hukum.
Baca Selengkapnya Bekali Siswa Dengan Pendidikan Anti Korupsi.
Seberapa pengaruhnya propaganda Media Sosial Dalam Politik ?
Media sosial Dan Propaganda PolitikBy Yasrin A. Abas.
Secara garis besar sampai di mana sih pengaruh media sosial
terhadap politik? Kita ketahui bersama bahwa media sudah menjadi konsumsi
layaknya bahan primer oleh masyrakat Indonesia, hal itu kita tidak bisa pungkiri lagi bahwa
penggunaan media sosial hampir digunakan oleh semua kalangan mulai dari anak-anak
sampai dengan oang dewasa punya alkun media sosial yang mengudara. Hal ini
bisa di katakan bahwa pengaruh sosial media itu bisa di katakan sangat
berpengaruh termasuk dalam menggoreng isu. Banyak masalah masalah yang di
goreng oleh media dari isu yang kecil bisa manjadi besar. dan banyak isu atau
masalah yang tidak di ketahui publik menjadi konsumsi publik.
Politik juga turut andil dan
beradaptasi dengan menggunakan media sosial, kita ketahui bersama media menjadi
alat untuk mempromosikan bahkan menjadi propaganda untuk menarik simpati publi,
publik menjadi subjek dalam politik. Politik
adalah dua hal yang sudah meleket dalam diri kita dari segi media yang sudah
kita anggap penting dalam kehidupan kita begitu juga politik yang sudah tidak
bisa lepas dari manusia. Media dan politik seperti yang tertuang dalam bukunya Noam Chomesky yang di di katakan media bisa mengubah dunia, seperti yang di
tulis dalam bukunya politik kuasa media salah satu contoh dalam bukunya Noam
Chomesky. Sebagai contoh adalah kesuksesan W. Wilson memenangkan pemilihan
presiden pada tahun 1916. Kondisi rakyat Amerika pada waktu itu sangat
anti-perang dan merasu tidak ada alasan untuk terlibat dalam perang Eropa.
Sementara inu Wilson memiliki andil dalam perang tersebut. Wilson akhirnya
membentuk komisi propaganda resmi pemerintah, Crell Comminee. Dalam waktu enam
bulan tim ini berhasil men gubah populasi anti perang menjadi massa yang
histeris dan haus perang. Dan pada hari
di mana kebehasilan itulah di katakan pertama kali sejarah propaganda.
Jadi kesimpulanya ketika bertanaya apakah
propaganda media itu berpangaruh dalam politik dari penejelasan di atas
bhwasanaya propaganda media buka hanya di jaman sekarang saja tapi pada jaman
sebelumnaya sudah ada sejarahanaya jadi jelas sangat berpangaruh terutama dalam
era politik sekarang bisa di katakan tahun politik media adalah suatu hal alat
yang sanagat berpengaruh dalam segi kemenagan salah satu bakal calon atau
kadidat apapun itu.
Senin, 07 Oktober 2024
Berbagai Masalah Yang Berpengaruh Pada Pendidikan.
sumber Gambar https://www.bbc.com/indonesia/articles/cjm94m8k3jyo
Tim Penyusun :
1. Farhan Mamonto.
2. Safrin Lamusrin.
Pendididikan tentu merupakan suatu proses yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia, melalui pendidikan itulah manusia mampu mengembangka sains dan tehnologi. Secara sederhana pendidikan sebagai upaya sadar danterencana untuk meningkatkan potensi diri seseorang yang mencakup berbagai aspek seperti keterampilan, sosial, emosional, dan spritual. Pendidikan Menurut (Sartika, 2022) Pendidikan adalah semua pengetahuan yang dipelajari sepanjang hayat dan dapat terjadi di mana pun dan dalam situasi apa pun yang mempengaruhi pertumbuhan setiap makhluk hidup.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan menegembangkan potensi dirinya untuk mrmiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Akan tetapi jauh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional mengatur tentang bagaiaman cara sistem pendidikan bekerja, Undang-undang dasar 1945 telah mengatur pendidikan, dimana secara garis besar Negara malalui APBN (Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara) setidsknya untuk anggaran pendidikan sebesar 20% baik dari APBN Maupun dari APBD untuk membiayai bidang pendidikan.
Hal ini tentu menunjukkan pemerintah memperhatiakan pendidikan, bahkan setiap warga negara mempunyai hak untuk mengenyam pendidikan yang layak dan negara berkewajiban membiayai dan melayani serta memperbaiki dan melengkapi fasilitas penunjang untuk meningkatn mutu pendidikan.
Menurut (Susilo, 2017) Pendidikan memiliki Fungsi diantaranya :
- Pendidikan Sebagai Penegak nilai, Pendidikan merupakan penegak nilai dalam masyarakat (reinforcing social values), dengan artian memelihara serta menjaga tetap lestarinya nilai-nilai dalam masyarakat.
- Pendidikan sebagai Sarana Pengembang Masyarakat, Proses pendidikan selalu terjadi dalam lingkungan masyarakat, dan pendidikan bertujuan untuk mengembangkan masyarakat itu sendiri. Proses tersebut akan berlangsung terus-menerus selama masyarakat itu masih ada.
- Pendidikan sebagai Upaya Pengembangan Potensi Manusia, Pengembangan kemampuan masyarakat akan terkait dengan pengembangan nilai-nilai yang hidup di masyarakat ini. Pengembangan nilai-nilai ini erat terkait dengan pembentukan anggota masyarakat yang mumpuni dan dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat yang baik.
Dalam menuju tujuan pendidikan nasional maka dibutuhkan proses pembelajaran dalam kelas. Menurut (Sartika, 2022) Belajar adalah suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Belajar juga merupakan hasil dari interaksi antara stimulus dan respons. Perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat disebut belajar. Pada dasarnya, mengajar adalah proses pengalihan pengetahuan, informasi, standar, nilai, dan sebagainya dari seorang pendidik kepada siswanya. Keterlibatan penuh siswa sebagai warga belajar selama proses pembelajaran adalah kunci keberhasilan pendidikan. Di sini, keterlibatan yang dimaksud adalah "pengalaman" yang melibatkan seluruh potensi peserta didik, termasuk mata, telinga, dan aktivitas langsung. Tak dapat dipungkiri Pendidikan tentunya mempunyai masalah yang akan mengurangi mutu pendidikan.
1. Pengertian Masalah Yang Mempengaruhi Pendidikan.
Pendidikan merupakan fondasi utama bagi kemajuan suatu bangsa karena memberi orang kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka sendiri dan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan hidup. Namun, pendidikan tidak selalu berjalan lancar. Banyak masalah muncul secara teratur dan dapat memengaruhi kualitas pendidikan. Setiap hal, baik itu faktor internal maupun eksternal, yang dapat menghambat pencapaian tujuan pendidikan yang berkualitas dapat dianggap sebagai masalah yang berpengaruh pada pendidikan. Masalah-masalah ini dapat muncul di berbagai tingkatan, mulai dari keluarga siswa, sekolah, hingga sistem pendidikan secara keseluruhan.
Masalah dalam pendidikan dapat diartikan sebagai segala hambatan atau kendala yang menghambat tercapainya tujuan pendidikan. Hambatan tersebut dapat berasal dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi masalah yang berasal dari dalam sistem pendidikan itu sendiri, seperti kualitas guru, kurikulum, dan sarana prasarana sekolah. Sementara itu, faktor eksternal mencakup masalah yang berasal dari luar sistem pendidikan, seperti kondisi sosial ekonomi, budaya, dan kebijakan pemerintah.
2. 2. Jenis-Jenis Masalah Yang Berpengaruh terhadap Pendidikan.
a. Penurunan Kualitas Pendidikan.
Penurunan kualitas pendidikan ditandai dengan penurunan anggaran, ini disebabkan oleh alokasi anggran di bidang pendidikan menurun. Tentu ini jelas menghambat perbaikan sarana dan prasarana sekolah, pengadaan buku pelajaran, serta peningkatan kesejahteraan guru. Kurangnya jumlah guru juga tentu akan memunculkan masalah dalam pendidikan dimana jumlah pendidik atau guru tidak begitu banyak. Kurangnya pelatihan bagi guru, rendahnya kualifikasi guru, dapat mempengaruhi proses pembelajaran dalam kelas. Kurikulum yang tidak relevana juga menjadi faktor penurunan kualitas pendidikan, kurikulum yang tidak seseuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dunia kerja dapat membuat siswa kesulitas dalam mengaplikasikan ilmu yang dipelajari.
b. Sarana Dan Prasarana.
Menurut (Miski, 2015) Sarana dan prasarana sangat penting untuk proses pembelajaran di sekolah. Tanpa mereka, kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih sulit, yang pada gilirannya akan menyebabkan hasil belajar siswa rendah atau tinggi. Sarana dan Prasarana menjadi masalah yang mempengaruhi pendidikan, kurangnya sarana dan prasarana menjadi masalah dalam pendidikan. Tentunya ini akan mempengaruhi mutu pendidikan kedepannya. Sarana dan prasarana pendidikan yang memadai merupakan kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran. Namun, sayangnya, masalah terkait sarana dan prasarana masih menjadi tantangan besar di berbagai wilayah, terutama di daerah-daerah terpencil.
c. Infrastruktur Yang Kurang Memadai.
Infrastruktu berkaitan erat dengan bangunan sekolah, ini jelas menjadi masalah dalam dunia pendidikan, kurangnya infrastruktur yang kurang akan berdampak pada proses pembelajaran yang kurang. Kita bisa membayangkan keadaan kelas yang bocor dan tidak layak digunakan, pertanyaannya apakah proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik? Jelas tidak, ruangan didalam kelas mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. melihat kondisi ini, maka siswa akan kurang termotivasi dalam pembelajaran.
d. Kurangnya Peran Masyarakat Sekitar.
Kurangnya peran masyarakat menjadi maslah dalam pendidikan, maksudnya adalah apabila masyarakat sekitar tidak perhatian terhadap kondisi sekolah, siswa dan lain-lain yang berkaitan dengan itu, jelas ini bisa dikatan sebagai Problem Dalam pendidika. Disetiap sekolah pasti mempunyai organisasi paguyuban yang didalamnya di isi oleh orang tua dan wali siswa, organisasi ini tentu mempunyai tugas dan manfaat diantaranya mampu meningkatkan pemahaman pendidikan kepada orang tua wali, Membangun komunikasi dengan guru, meningkatkan partisipasi dalam sekolah, mendapantkan dukungan finansial dari orang tua, dan tentu menjalin kerja sama dengan baik dengan masyarakat sekitar.
Pentingnya dukungan orang tua dan masyarakat sekitar mempengruhi pendidikan, semua masyarakat ikut serta dalam menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai contoh, apabila dalam suatu sekolah masyarakat tidak mempunyai keprihatinan terhadap pendidikan maka tentu akan berdampak pada penurunan kualitas dan mutu pendidikan.
e. Menurunnya Motivasi Belajar Siswa.
"Motivasi" berasal dari kata Latin Movere, yang berarti dorongan atau kekuatan. Motivasi didefinisikan oleh banyak ahli dengan cara yang berbeda, tetapi intinya adalah sebagai dorongan untuk mengubah energi seseorang ke dalam tindakan untuk mencapai tujuan (Miski, 2015). Menurut (Lepper: 1988) Dalam (Miski, 2015) Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas untuk dirinyas endiri karena ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya terpenuhi. Ada juga Siswa yang termotivasi melaksanakan belajar dalam rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman dari luar dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau pujian guru. Pada dasarnya motivasi adalah suatu usahay ang disadari untuk menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Hamdu & Agustina, 2011)
prestasi siswa adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah (Hamdu & Agustina, 2011)
Dengan demikian pendidikan tentu sangatlah penting bagi umat manusia, dengan Pendidikan maka manusia mampu menerima ilmu pengetahuan bahkan mampu mengembangkan tehnologi dan sains, melalui pendidikan maka setiap manusia akan diajarkan bagaiamana menjadi manusia yang baik berlandaskan ahklak yang mulia. Pendidikan tentu terus menyesuaiakan dengan perkembangan saat ini yang jelas-jelas sudah maju dan disitulah pendidikan harus menyesuaiakan.
Pendidikan memupyai segudang masalah baik dari permasalahan internal maupun eksternal, akan tetapi ini menjadi agenda pemerintah untuk menyelesaiakan yang menjadi masalah pedidikan saat ini agar mutu pendidikan juga meningkat kedepan, sehingganya kita mampu menciptakan manusia-manusia yang unggul yang siap pakai dengan keahlian dan mampu bersaing kedepan.
Daftar Pustaka
Hamdu, G., & Agustina, L. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pestasi Belajar Ipa Di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan, 12(1), 25–33.
Miski, R. (2015). Pengaruh Sarana dan Prasarana terhadap Hasil Belajar Siswa. Tadbir Muwahhid, 4(2), 69–73.
Sartika, S. B. (2022). Buku Ajar Belajar Dan Pembelajaran. In Buku Ajar Belajar Dan Pembelajaran. https://doi.org/10.21070/2022/978-623-464-043-4
Susilo, J. (2017). Peran dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam Mencapai Tujuan Pendidikan Nasional. Wordpress.Com, 1(1), 1–11.
Minggu, 06 Oktober 2024
Peran, Tugas Dan Tanggung Jawab Seorang Guru Sebagai Pendidik Dan Pengajar.
A. Pengantar.
Sebagai manifestasi dari interaksi kompleks antara faktor biologis, psikologis, dan sosial, telah menjadi objek kajian yang menarik bagi berbagai disiplin ilmu. Prinsip-prinsip dasar perilaku menjadi landasan pemahaman kita terhadap mengapa dan bagaimana manusia bertindak. Makalah ini bertujuan untuk menguraikan prinsip-prinsip fundamental yang mendasari perilaku manusia, mulai dari tingkatan individu hingga kelompok sosial. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, diharapkan kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang diri sendiri dan orang lain serta mampu memprediksi dan mengelola perilaku dalam berbagai konteks kehidupan.
B. Pembahasan.
Berbicara tentang guru, maka ada sangat enak untuk dibahas, pasalnya guru merupakan akar daripda keberhasilan peserta didik. Guru menjadi bahan bakar untuk melahirkan tunas-tunas bangsa yang unggul dan mampu berdaya saing. Sejatinya guru diartikan sebagai sumber belajar yang paling utama, guru menjadi panutan bagi setiap siswa. tak heran guru harus memiliki perilaku yang baik agar bisa dicontohi oleh peserta didik. Berbicara tentang guru maka tak luput dari peran, tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik.
Guru merupakan pendidik
yang mendidik peserta didik, dalam proses pembelajaran guru tentunya mempunyai
peran dan tanggung jawab untuk mendidik peserta didik agar memperoleh
pengetahuan dan memiliki sikap berbudi pekerti luhur. Dalam Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 yang berbunyi
“Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.”
Salah satu
tanggung jawab guru sebagai profesi adalah mengajar, dan melatih. Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan prinsip hidup dan kehidupan, mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
melatih berarti meneruskan dan mengembangkan keterampilan siswa. Guru merupakan
salah satu faktor utama bagi keberhasilan pendidikan (Darmadi, 2015). Karena itu tidak mengherankan jika setiap
adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam perubahan kurikulum dan peningkatan
sumber daya manusia selalu bermuara pada faktor guru.
Stigma
yang terbangun dikalangan masyarakat, bahwa seorang guru atau pendidik sangat
amat dihormarti di lingkungan masyarakat karena peran dan fungsinya yang sangat
mulia. Menururt (Darmadi, 2015) Guru seyoginya mempunyai tugas
diantaranya
1. Tugas guru sebagai pengajar
(Intruksional). Sebagai pengajar (intruksional), guru memiliki tanggung jawab
untuk merencanakan program pengajaran, menerapkan program tersebut, dan
melakukan penilaian setelah program tersebut dilaksanakan.
2. Tugas guru sebagai seorang
pendidik. Sebagai pendidik (edukator), tanggung jawab guru adalah mengarahkan
siswa mereka ke tingkat kedewasaan yang berkepribadian sempurna.
3. Tugas
guru sebagai pemimpin (Managerial).
Sebagai pemimpin, guru bertanggung jawab untuk memimpin dan
mengendalikan diri sendiri, siswa, dan masyarakat yang terkait dalam hal
pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan keterlibatan dalam
program.
Dari tugas guru diatas dapat
menunjukkan bahwa tugas guru mempunyai tiga tugas yaitu sebagai pengajar,
sebagai seorang pendidik dan sebagai pemimpin. Guru juga tentunya mempunyai
fungsi. Menururt (Munawir et al., 2022) guru mempunyai fungsi diantaranya ;
1. Guru sebagai pendidik. Guru menjadi tauladan
bagi peserta didik, oleh karena itu guru disebut sebagai pendidik. Guru
mendidik peserta didik baik dari segi pengetabuan, keterampilan, maupun
nilai-nilai moral dan sikap.
2. Guru
sebagai Manager (Pemimpin). Guru mengapa demikian diakatakan sebagai pemimpin,
karena guru selalu yang berdiri didepan dan memimpin jalannya proses
pembelajaran. Oleh karena itu guru disebut sebagai pemimpin. Tanpa adaanya guru
didalam kelas maka akan berdampak pada proses pembelajaran di dalam kelas yang
tidak maksimal. Guru memainkan peran sebagai fungsi mengatur dengan mengacu
pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Guru
Sebagai Administrator. Mengapa Demikian ? Karena guru tentunya mencatat hasil
dan perkembangan peserta didik ddidalam kelas.
4. Guru Sebagai Motivator. Guru
tentunya mempunyai peran sebagai motivator. yang menggerakkan dan mengarahkan
perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Motivasi dapat didefinisikan
sebagai adanya keinginan untuk mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan
mengarahkan sikap dan perilaku pada individu yang belajar (Hamdu & Agustina, 2011). Oleh karena itu guru dituntut
untuk memberikan motivasi kepada peserta didik agar semangat belajar siswa
meningkat.
5. Peran Guru sebagai Dinamisator.
Guru dinamisator harus memiliki perspektif dan upaya untuk membangun karakter
siswa mereka. Guru harus memiliki cara unik untuk membangun karakter siswa
mereka dan menjalin hubungan dinamis dengan seluruh warga sekolah.
6. Peran
Guru Sebagai Evaluator. Guru mempunyai fungsi untuk melakukan evaluasi kepada
peserta didik, sejauh mana tingkat perkembangan peserta didik. Evaluasi
pembelajaran berfungsi untuk membantu proses, kemajuan, dan perkembangan hasil
belajar siswa secara konsisten, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa
dalam bidang tertentu, dan memberikan informasi kepada orang tua dan wali siswa
tentang peringkat atau penentuan kelas kelulusan mereka (Phafiandita et al., 2022).
Sedangkan menururt (Ramli, 2015) Fungsi guru diantanya ;
1. Guru Korektor, Guru harus
memiliki kemampuan untuk membedakan nilai yang buruk dari yang baik. Dalam
kehidupan sosial, kedua prinsip yang berbeda ini harus dipahami dengan baik.
Sebelum anak masuk sekolah, kedua nilai ini mungkin sudah ada.
2. Guru Sebagai Inspirator, Guru
harus memiliki kemampuan untuk memberikan inspirasi yang kuat untuk kemajuan
belajar siswa mereka. Masalah utama siswa adalah belajar. Guru harus memberikan
inspirasi untuk belajar yang baik. Rekomendasi tidak selalu bersumber dari
teori-teori belajar; penaglaman pun dapat digunakan sebagai garis besar
bagaimana belajar dengan baik.
3.
Informator, Guru harus dapat memberikan bahan pelajaran untuk setiap mata
pelajaran dalam kurikulum, serta informasi tentang perkembangan ilmu pengeahuan
dan teknologi. Sangat penting bagi guru untuk memberikan informasi yang
berkualitas dan berguna. Kesalahan informasi merugikan siswa.
4.
Organisator, adalah sisi lain dari tugas yang dibutuhkan guru. Dalam bidang
ini, guru harus mengelola kegiatan akademik, membuat tata tertib sekolah,
membuat kalender akademik, dan tugas lainnya. Semuanya disusun dengan cara yang
memungkinkan anak didik untuk belajar secara efektif dan efisien.
5. Inisiator,
Guru harus memiliki kemampuan untuk menciptakan gagasan untuk kemajuan dalam
pendidikan pengajaran dalam peran mereka sebagai inisiator.
6. Fasilitator, Anak-anak akan malas
belajar karena lingkungan kelas yang tidak menyenangkan, ruang kelas yang
pengap, meja dan kursi yang berantakan, dan fasilitas belajar yang tidak
memadai.
7. Pembimbing, Peran ini harus lebih
diprioritaskan. Karena tugas guru adalah membimbing anak-anak menjadi orang
dewasa. Anak-anak akan menghadapi tantangan dalam perkembangan diri mereka jika
mereka tidak menerima bantuan.
8. Demonstrator Dan Mengelola Kelas,
dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat anak didik pahami. guru
hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat
berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari
guru.
Menurut
(Yahyu et al., 2023) guru memiliki berbagai macam
perilaku diantaranya ;
1. Guru yang
demokratis, suka bekerja sama, dan baik hati. Guru demokratis membuat
lingkungan belajar yang inklusif. Ia memberikan ruang bagi setiap siswa untuk
menyuarakan pendapat mereka, mengajukan pertanyaan, dan mengembangkan potensi
mereka. Demokrasi di kelas tidak hanya tentang memilih guru atau ketua, tetapi
juga tentang menghargai perbedaan pendapat dan mengajarkan siswa untuk berpikir
kritis. Guru yang adil akan selalu berusaha untuk memahami pendapat siswa dan
melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan.
2. Guru yang sabar, adil( tidak
pilih kasih), konsisten. Guru menjadi penuntun yang tak tergantikan dalam
perjalanan panjang menuntut ilmu. Seorang guru yang baik tidak hanya mengajar
siswa tetapi juga menjadi inspirasi bagi mereka. Tiga pilar penting yang
menopang proses pembelajaran adalah kesabaran, keadilan, dan konsistensi, yang
merupakan kualitas yang harus dimiliki seorang guru.
Kesabaran
adalah permata yang menghiasi sifat guru. Kesabaran sangat penting untuk
menciptakan suasana belajar yang baik karena semua siswa memiliki tingkat kemampuan
dan kepribadian yang berbeda. Dengan sabar, guru dapat memberikan penjelasan
berulang kali hingga siswa benar-benar memahami apa yang diajarkan. Selain itu,
guru harus sabar ketika menghadapi kesalahan siswa karena dengan cara ini
mereka dapat memberikan koreksi dan mendorong siswa untuk terus berusa ha
memperbaiki diri.
Keadilan
adalah landasan kokoh untuk membangun hubungan yang baik antara pendidik dan
murid. Guru yang jujur tidak akan membedakan siswa berdasarkan latar belakang,
kemampuan, atau popularitas mereka. Setiap siswa berhak atas kesempatan yang
setara untuk berkembang. Pemberian nilai dan penilaian terhadap hasil kerja
siswa adalah dua contoh lain dari keadilan. Dengan bertindak jujur, guru akan
mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat dari semua siswa.
3. Bersikap terbuka, suka menolong,
dan ramah. Sikap terbuka berarti mau menerima perbedaan pendapat, pandangan,
dan latar belakang orang lain. Dengan bersikap terbuka, kita dapat lebih mudah
memahami perspektif orang lain dan menghindari konflik yang tidak perlu. Sikap
terbuka juga membantu kita belajar hal baru dan berkembang.
4. Humoris, memiliki berbagai macam
minat, menguasai bahan pelajaran.
Kemampuan
untuk menguasai bahan pelajaran secara menyeluruh adalah kunci kesuksesan dalam
berbagai bidang. Meskipun demikian, kecerdasan semata tidak cukup. Seseorang
menjadi komunikator yang efektif jika dia memiliki kemampuan untuk menyampaikan
konsep yang kompleks dengan cara yang sederhana dan lucu. Humor tidak hanya
dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan, tetapi juga dapat menjadi alat yang
berguna untuk membangun ikatan dan menciptakan suasana hati yang positif.
5. Sikap menolong dan menggunakan
contoh atau istilah yang baik. Memberikan dukungan moral dan emosional selain
bantuan materi adalah bagian dari membantu. Dengan membantu seseorang yang
mengalami kesulitan, kita tidak hanya meringankan beban mereka, tetapi juga
memberikan harapan dan semangat untuk bangkit. Membantu teman yang mengalami
kesulitan mengerjakan tugas sekolah, memberikan pertolongan pertama kepada
orang yang terluka, atau mengunjungi tetangga yang sedang sakit adalah beberapa
contoh tindakan menolong yang sederhana.
6. Tidak ada yang lebih disenangi,
tidak pilih kasih, dan tidak ada anak emas atau anak tiri. Dalam Konsep ini
guru harus objektif, tidak memilih dan memilih mana siswa yang berprestasi dan
mana siswa yang bodoh.
7. Tegas, sanggup menguasai kelas
dan dapat membangkitkan rasa hormat pada anak.
Darmadi, H. (2015). Tugas, peran, kompetensi, dan tanggung jawab menjadi
guru profesional. Jurnal Edukasi, 13(2), 161–174.
Hamdu, G., & Agustina, L. (2011). Pengaruh Motivasi
Belajar Siswa Terhadap Pestasi Belajar Ipa Di Sekolah Dasar. Jurnal
Penelitian Pendidikan, 12(1), 25–33.
Munawir, M., Salsabila, Z. P., & Nisa’, N. R. (2022).
Tugas, Fungsi dan Peran Guru Profesional. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan,
7(1), 8–12. https://doi.org/10.29303/jipp.v7i1.327
Phafiandita, A. N., Permadani, A., Pradani, A. S., &
Wahyudi, M. I. (2022). Urgensi Evaluasi Pembelajaran di Kelas. JIRA: Jurnal
Inovasi Dan Riset Akademik, 3(2), 111–121. https://doi.org/10.47387/jira.v3i2.262
Ramli, M. (2015). Hakikat pendidikan dan peserta didik. Tarbiyah
Islamiyah, 5(1), 61–85.
https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/tiftk/article/view/1825
Yahyu, O., Yususf, H., Andrianti, D., Endriani, L., &
Taunar, I. (2023). Perilaku Guru yang Menumbuhkan Hubungan Positif Antara
Guru dan Siswa. 2(1), 587–591.
-
MASI APATIS DENGAN POLITIK BY. YASRIN A. ABAS Sumber Gambar : https://pixabay.com/id/images/search/politik/ Berbicara tentang polit...
-
Sumber : https://beritabojonegoro.com A. Pengertian Bimbingan Dan Konseling. Menurut Rusydi Ananda (Dalam Prayinto dan amti 2004 : 99) Bim...
-
Sumber Gambar : https://id.pinterest.com/pin/3096293479597701/ By Yasrin Abas Berbicara mengenai cinta, cinta merupakan kata yang cukup s...